NAGEKEO - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Nagekeo ke-15 tahun kali ini tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, dalam perayaan hari ulang tahun yang diselenggarakan di halaman kantor Kepemerintahan Nagekeo itu terlihat dihadiri juga pimpinan/bupati dan sejumlah kepala SKPD dari kabupaten senior yakni Kabupaten Ende.
Kehadiran bupati Ende yaitu Bupati H. Djafar Achmad dalam perayaan HUT Nagekeo ke-15 itu menunjukan bahwa atensi Pemda Ende kepada Nagekeo dimana menjadi warna dan harapan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam membangun sekaligus menjalin kerja sama atau kata lainnya berkolaborasi diberbagai bidang, dengan tujuan adalah kemajuan daerah serta kesejahteraan masyarakat.
Baca juga:
Kasal Hadiri Peringatan Hari Pers Nasional
|
Selain apresiasi yang disampaikan Bupati Johanes Don Bosco, warga Nagekeo khsusnya pimpinan dan pejabat-pejabat daerah lingkup Pemda Nagekeo yang mengikuti kegiatan perayaan tersebut turut memberikan apresiasi mereka kepada Bupati Djafar atas partisipasi Bupati Djafar yang telah memenuhi undangan Pemda Nagekeo untuk mengikuti HUT tersebut.
Sambutan perayaan HUT Nagekeo Bupati Don mengatakan, momen itu adalah waktu yang paling tepat untuk melaksanakan grend launching Beras Mbay. Jenis beras ini merupakan jenis beras sehat yang lebih higienis karena lebih mengutamakan pupuk organik dan meminimalisir pupuk berbahan kimia. Bahkan dalam prosesnya mendapatkan pendampingan khusus oleh kaum profesional dari PT Pandawa Agri Indonesia yang bermitra dengan pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo.
Menurutnya, peluncuran perdana beras Mbay yang berlabel khusus ini menandai komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan untuk lebih meningkatkan pendapatan para petani. Label khusus sebagai natural rice yang mencirikan beras Mbay sebagai beras sehat bertujuan untuk membangun kepercayaan pasar bahwa Kabupaten Nagekeo saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi lumbung pangan NTT karena di Mbay Kanan ada 3500 hektar are dan lahan potensial di Mbay Kiri berkisar 300 hektar are.
"Faktor ekosistem ini menjadi jaminan bahwa Kabupaten Nagekeo memiliki kemampuan untuk bisa menyediakan dan menyuplai beras untuk memenuhi kebutuhan pasar di Nagekeo dan diluar Nagekeo kedepan, " ujarnya.
Dijelaskannya, kerjasama dengan pihak PT Pandawa Agri Indonesia untuk menghasilkan beras sehat adalah untuk menyakinkan seluruh masyarakat NTT bahkan Indonesia bahwa Kabupaten Nagekeo layak menjadi lumbung padi NTT dan secara bertahap akan mampu menyediakan beras berkualitas, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas.
Momen grand launching hari ini adalah strategi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Nagekeo untuk menginformasikan kepada seluruh masyarakat Nagekeo maupun di luar Nagekeo bahwa beras Mbay yang higienis sudah mulai go public.
Bupati Don berharap, bagi semua yang mencintai produk unggulan daerah dan ada dalam semangat untuk pemberdayaan ekonomi para petani Nagekeo, maka mulai saat ini berpalinglah untuk membeli beras Mbay baik untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, maupun untuk kepentingan usaha perdagangan.
"Semboyan Bela dan Beli Nagekeo hendaknya dijadikan panggilan sebagai suara panggilan para leluhur untuk mari kita berpaling ke Nagekeo sebagai konsumen utama beras Mbay. Kalau hari ini dan seterusnya kita mengkonsumsi beras Mbay, dan kita semua membuatnya menjadi viral maka sesungguhnya itulah hal paling terhormat dari kita semua dalam memaknai perayaan HUT Nagekeo yang ke 15 ini, " ungkapnya.
Usai diselenggarakannya perayaan hari jadi tersebut, Bupati Don bersama Bupati Djafar langsung menuju tempat aneka produk dan hasil kerajinan tangan khas Nagekeo yang telah disugukan oleh para pelaku UMKM dan para penenun milenial bimbingan Dekranasda Kabupaten Nagekeo sekaligus Launching Beras Mbay.
Sejalan dengan sambutan Bupati Don, pada kesempatan itu Bupati Djafar mengatakan bahwa beras Mbay memang sudah terkenal sejak dahulu kala. Untuk itu pemerintah Kabupaten Ende mendukung pemerintah Kabupaten Nagekeo atas produk tersebut.
"Beras Mbay itu sebenarnya sudah terkenal dari dulu. Tadi sudah launching ke pedagang sehingga kami mendukung atas launching beras Mbay ini, " ungkapnya ketika dimintai komentarnya disela-sela mengunjungi pameran UMKM dan Dekranasda Nagekeo di Lobi Kantor Bupati Nagekeo, Rabu (07/08/2021) siang.
Dia juga mengakui bahwa Beras Mbay sudah memiliki pasar tersendiri, sehingga kedepan pemerintah Kabupaten Ende dan Nagekeo akan bekerjasama dalam hal pengawasan supaya kualitas beras Mbay sebagai beras sehat tetap terjaga. Sebab beras Mbay terkenal karena kualitas berasnya baik.
"Jangan sampai ada yang campur. Karena beras Mbay itu kualitasnya baik karena ada pendampingan dari PT Pandawa Agri Indonesia, " ungkapnya.
Secara garis besar pemerintah Kabupaten Nagekeo dari tahun ke tahun telah menunjukan kemajuan pembangunan yang begitu pesat terutama pembangunan di bidang pertanian. Hal itu terbukti dengan diluncurkannya beras Mbay. Penyelenggaraan pemerintahannya juga dilakukan dengan baik, karena selama dua tahun berturut-turut Kabupaten Nagekeo yang mendapat alokasi DID dari pemerintah pusat.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadis Koprindag) Kabupaten Nagekeo, Kristildis Djawaria mengatakan, tujuan utama dipamerkan hasil produksi, kerajinan anyam dan tenun dalam perayaan HUT Nagekeo, ialah sebagai bentuk tahap perkenalan kepada kalangan masyarakat baik yang berada di wilayah Nagekeo maupun yang ada di luar daerah termasuk masyarakat Kabupaten Ende.
"Kita memperkenalkan prodak-prodak khas Nagekeo baik itu tenunan adat anyaman, hasil kerajinan pangan lokal yang sudah dibuat oleh UKM serta kerajinan lain yang menjadi binaan dari Dinas Koprindag Kabupaten Nagekeo bersama Dekranasda. Di tempat ini juga ada jualan-jualan yang sudah memiliki izin usaha rumah tangganya dan sudah memiliki nomor ijin edar jadi mereka sudah bebas menjual dimana ijinya kita juga mengkosultasi bersama Dinkes dan Balai POM untuk mendapatkan ijin, " jelasnya.
Untuk tenun sendiri Kata Kristildis, kian hari kian meningkat. Dan beberapa waktu lalu Dekranasda sudah melatih anak-anak penenun milenial sebanyak 38 orang yang mana kegiatan itu didukung dengan kucuran dana dari kementerian pendidikan melalui Dekranasda provinsi bekerjasama dengan dekranasda Kabupaten Nagekeo.
"Nagekeo mendapat kucuran dana sebesar 228 juta dan masing-masing anak mendapatkan 6 juta. tetapi 6 juta itu dibuat dalam rancangan anggaran biaya untuk pelatihan. mereka dengan tujuan menjadikan mereka wirausaha dengan hasil tenunan mereka yang bagus. Beberapa pelaku UKM yang dilibatkan dalam pameran HUT Nagekeo yang sudah kita lihat bersama didalam tempat ini yang nota bene adalah mereka-mereka yang produksinya berlanjut, " sebutnya.
Kristildis juga sangat berterimakasih kepada Bupati Ende yang sudah menyempatkan diri untuk membeli tenunan dan anyaman khas Nagekeo hasil karya 38 orang bimbingan Dekranasda. Dimana kata dia, tenun Nagekeo yang Bupati Djafar pilih/beli untuk dijadikan buah tangan adalah salah satu model tenun dengan tingkat kesulitan menenunnya sangat tinggi sehingga butuh waktu lama dalam proses mengerjakan.